Ada pepatah Amerika Serikat mengatakan: "Anda lebih baik beruntung
daripada jago... dan sebaiknya Anda mempunyai keberuntungan, karena Anda
itu sangat tidak jago."
Selama 10 hari terakhir timnas Inggris
di bawah asuhan Roy Hodgson memberi makna baru pada pepatah itu. Pada
pertandingan pertama dapat dilihat Prancis menghasilkan puluhan tembakan
ke gawang Inggris tapi selalu melebar. Sementara itu upaya satu
sundulan ke gawang Prancis berbuah gol untuk Inggris.
Kemudian
ketika melawan Swedia, Theo Walcott berspekulasi dengan menendang bola
ke arah gawang di tengah-tengah padatnya pertahanan, kiper lawan pun
salah langkah dalam mengantisipasi arah datangnya bola.
Dilanjutkan
dengan gol Ukraina yang dianggap tidak sah. Padahal dari tayangan ulang
terlihat John Terry menyapu bola yang sebenarnya sudah melewati garis
gawang.
Kejadian itu mematahkan perkataan Michel Platini yang
menyatakan bahwa sepasang mata manusia akan bekerja lebih baik daripada
kamera digital 1000 fps yang melaporkan kembali ke komputer canggih.
Inggris
sangat beruntung, bahkan jika gol hantu Ukraina diberikan dan tuan
rumah dapat kembali mencetak gol. Itu tidak akan menghentikan laju The
Three Lions ke perempat final. Karena apa pun hasil Prancis melawan
Swedia, Inggris bisa tetap lolos walau berakhir imbang karena selisih
gol.
Berikut ini empat atlet yang pernah mendapat keberuntungan dalam kariernya:
Diego Maradona mencetak gol padahal menyentuh bola dengan tangan.
Bintang
Argentina, Diego Maradona memiliki segalanya, kecuali tinggi badan.
Tampaknya wasit atau hakim garis tidak pernah berpikir bahwa
satu-satunya cara bagi striker setinggi 5’5 kaki itu bisa melompati
Peter Shilton, (6'1 kaki) demi memenangkan bola adalah dengan
menggunakan tangan.
Dan itulah yang ia lakukan di menit ke-51
babak perempat final Piala Dunia 1986 melawan Inggris. Meski para pemain
Inggris melakukan protes, gol tersebut tetap disahkan.
Gol itu kemudian dikenal dengan sebutan 'Gol Tangan Tuhan'.
Namun Maradona 'membayarnya' dengan mencetak gol spektakuler dengan menggocek lima pemain Inggris.
Allan Wells menjadi manusia tercepat di dunia
Pelari
Skotlandia itu mendapatkan dua macam keberuntungan untuk menjadi peraih
medali emas Olimpiade di nomor 100 meter putra di Moskow pada 1980.
Pertama, sebagian besar pesaing utamanya bahkan tidak hadir pada ajang
itu karena boikot Amerika Serikat.
Dan kedua, keputusan
sepersekian detik untuk melirik pelari Kuba Silvio Leonard saat balapan,
membuatnya memutuskan bahwa ia harus mencondongkan dirinya melalui pita
finish untuk menang. Dia mencondongkan badan pada sudut sempit dan
meskipun kedua pelari sama-sama mendapatkan waktu 10,25 detik (dalam
kondisi dingin dan berangin), Wells yang dinobatkan menjadi juara
setelah hasil foto dicetak.
Wells secara kebetulan kemudian
mengalahkan dua pelari tercepat Amerika Serikat tahun itu, Mel Lattany
dan Stanley Floyd, dalam sebuah pertandingan.
Chicago Bulls akhirnya mendapatkan Michael Jordan
Bulls
hanya berada di posisi tiga pada klasemen NBA musim 1984. Tapi
untungnya ialah Houston Rockets dan Portland Trail Blazers sedang sangat
membutuhkan pemain bertahan, yang artinya mereka tidak membutuhkan
pemain dengan naluri mencetak angka.
Hal itu membuat Bulls
leluasa untuk memilih pemain College of the Year (Pemain Mahasiswa
Terbaik Tahun Ini) yaitu Michael Jordan... yang kemudian menjadi pemain
basket terbaik abad ini.
Lleyton Hewitt memenangkan US Open dan Wimbledon
Kadang-kadang
keberuntungan adalah kebetulan yang bodoh, kadang-kadang kemalangan
lawan, dan kadang-kadang kekosongan tim untuk membiarkan bintang kecil
bersinar lebih terang.
Itu adalah kasus bintang tenis Australia
Hewitt, mantan petenis nomor satu dunia yang puncak kariernya bertepatan
dengan penurunan performa Pete Sampras dan kemunculan Roger Federer.
Hewitt
— pemenang US Open pada 2001 dan Wimbledon pada 2002 — bukanlah
satu-satunya pemain yang mendapatkan keuntungan. Di era yang sama ada
dua petenis yang memiliki keberuntungan yaitu Juan Carlos Ferrero dan
Carlos Moya.
Sekarang bayangkan berapa banyak gelar Grand Slam
yang bisa dimenangkan Roger Federer dan Rafael Nadal jika mereka tidak
bermain di masa yang sama.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar